Sore hari ketika anda mulai lemas, atau malam ketika anda harus
begadang, secangkir kopi mungkin akan anda siapkan. Banyak pula orang yang merasa otaknya tidak
bisa bekerja maksimal pada pagi hari bila belum menikmati secangkir kopi. Namun, para peneliti mengatakan pengaruh kopi
yang sudah terkenal sebagai penahan kantuk, ternyata hanya sebuah ilusi. Anda banyak minum kopi sepanjang malam
mungkin memang terasa lebih segar setelah minum secangkir pada pagi hari. Tetapi hal ini kemungkinan karena pengaruh
kafein pada malam sebelumnya. Penelitian
yang digelar oleh Bristol University ini mengumpulkan 379 orang yang tidak
meminum kafein selama 16 jam sebelum minum kopi atau minuman sampel lainnya
untuk mengetahui responnya. Relawan
dibagi antara mereka yang hanya minum sedikit kopi, dan yang minum dalam kadar
sedang hingga tinggi. Para peneliti lalu
menemukan beberapa perbedaan kadar kewaspadaan di antara para relawan. Menurut Peter Rogers,dari departemen
psikologi eksperimental di universitas tersebut, kita tidak mendapatkan
keuntungan dari mengonsumsi kafein meskipun kita merasa lebih bugar karenanya,
dan hanya membuat kita ke kondisi normal lagi.
Kamis, 14 Oktober 2010
Senin, 11 Oktober 2010
Membaca sambil tiduran berbahaya untuk mata??
Berikut adalah informasi seputar kesehatan mata dari Jakarta Eye
Center:
“Makan banyak wortel mencegah mata
minus”, sejak di bangku SD kita tahu
bahwa wortel mengandung vitamin A dan Vitamin A bagus untuk mata. Namun, tak berarti kita bisa memberatkan
kerja organ hati yang fungsinya adalah memproduksi vitamin A dalam tubuh. Vitamin tidak mencegah minus. Semua zat tersebut bekerja pada saraf2
retina, bukan pada sistem optic. Mata
yang menjadi minus atau plus tergantung pada kelenturan lensa ketika
berakomodasi, bukan karena kekurangan asupan vitamin apapun.
“Sering mengucek mata menyebabkan
kebutaan”, mengucek mata tidak
menyebabkan kebutaan namun bisa menjadi pertanda adanya alergi atau kelainan
retina pada anak2. Anak2 yang mempunyai
kecenderungan alergi pada mata biasanyan sering merasa gatal dan reflex
mengucek mata, sehingga memengaruhi perkembangan bentuk kornea. Selain itu, mengucek mata memang memiliki
resiko. Apalagi ketika tangan dalam
keadaan kotor, mengucek mata bisa menyebabkan iritasi mata (konjungtivitis) dan bintitan (hordeolum). Sebaiknya ajarkan kepada anak untuk membasuh
atau menyeka dengan air bersih apabila matanya terasa gatal
“Membaca sambil tiduran berbahaya”
Yang pasti gaya membaca seperti ini bisa membuat mata cepat lelah. Yang paling ideal adalah memposisikan bahan
bacaan pada sudut 60 derajat ke arah bawah dan berjarak sekitar 30 cm dari
wajah. Jika ingin membaca sambil
tiduran, pilih posisi rebah, usahakan tubuh setengah duduk (bersandar pada
bantal) dan kepala tegak.
“Jangan menonton tv terlalu dekat! Nanti
matanya rusak!”
Belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan kebiasaan demikian akan merusak
mata. Tetapi, anda perlu waspada jika
anak terlalu sering melihat atau menonton obyek terlalu dekat, bisa jadi penglihatannya
memang terganggu. Idealnya, jarak
menonton tv adalah 4 kali diagonal layar televise. Jadi, jika diagonal layar adalah 50 cm, maka
jarak terbaik untuk menonton adalah 2 meter.
Kadang anak mendekat dengan tv karena ingin menyentuh tokoh cerita atau
merasa dirinya bagian dari cerita dalam televise. Kebiasaan ini akan hilang sejalan pertambahan
usia. Anak2 bisa focus dekat tanpa
kelelahan mata jauh lebih baik ketimbang orang dewasa. Ketika si kecil menonton tv, mintalah agar ia
sesekali melihat obyek yang jauh untuk merilekskan mata, missal dengan melihat
pemandangan di luar atau ke arah ruangan lain yang terlihat dari tempatnya
duduk. Ingatkan untuk meminta si anak
melihat ke arah yang jauh setiap anak melakukan near-work activity, seperti saat membaca.
“Juling pada bayi nanti normal sendiri”
Ini adalah mitos yang salah.
Bayi yang berusia 0-4 bulan memang bisa terlihat juling (strabismus) ketika sedang berusaha
melakukan fiksasi, namun keadaan itu akan berhenti sejalan dengan kemampuan
fiksasi yang baik. Tetapi jika setelah 4
bulan tetap juling, segera periksakan ke dokter.
Langganan:
Postingan (Atom)