Senin, 11 Oktober 2010

Membaca sambil tiduran berbahaya untuk mata??


Berikut adalah informasi seputar kesehatan mata dari Jakarta Eye Center:

“Makan banyak wortel mencegah mata minus”, sejak di bangku SD kita tahu bahwa wortel mengandung vitamin A dan Vitamin A bagus untuk mata.  Namun, tak berarti kita bisa memberatkan kerja organ hati yang fungsinya adalah memproduksi vitamin A dalam tubuh.  Vitamin tidak mencegah minus.  Semua zat tersebut bekerja pada saraf2 retina, bukan pada sistem optic.  Mata yang menjadi minus atau plus tergantung pada kelenturan lensa ketika berakomodasi, bukan karena kekurangan asupan vitamin apapun.

“Sering mengucek mata menyebabkan kebutaan”, mengucek mata tidak menyebabkan kebutaan namun bisa menjadi pertanda adanya alergi atau kelainan retina pada anak2.  Anak2 yang mempunyai kecenderungan alergi pada mata biasanyan sering merasa gatal dan reflex mengucek mata, sehingga memengaruhi perkembangan bentuk kornea.  Selain itu, mengucek mata memang memiliki resiko.  Apalagi ketika tangan dalam keadaan kotor, mengucek mata bisa menyebabkan iritasi mata (konjungtivitis) dan bintitan (hordeolum).  Sebaiknya ajarkan kepada anak untuk membasuh atau menyeka dengan air bersih apabila matanya terasa gatal
“Membaca sambil tiduran berbahaya”
Yang pasti gaya membaca seperti ini bisa membuat mata cepat lelah.  Yang paling ideal adalah memposisikan bahan bacaan pada sudut 60 derajat ke arah bawah dan berjarak sekitar 30 cm dari wajah.  Jika ingin membaca sambil tiduran, pilih posisi rebah, usahakan tubuh setengah duduk (bersandar pada bantal) dan kepala tegak.

“Jangan menonton tv terlalu dekat! Nanti matanya rusak!”
Belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan kebiasaan demikian akan merusak mata.  Tetapi, anda perlu waspada jika anak terlalu sering melihat atau menonton obyek terlalu dekat, bisa jadi penglihatannya memang terganggu.  Idealnya, jarak menonton tv adalah 4 kali diagonal layar televise.  Jadi, jika diagonal layar adalah 50 cm, maka jarak terbaik untuk menonton adalah 2 meter.  Kadang anak mendekat dengan tv karena ingin menyentuh tokoh cerita atau merasa dirinya bagian dari cerita dalam televise.  Kebiasaan ini akan hilang sejalan pertambahan usia.  Anak2 bisa focus dekat tanpa kelelahan mata jauh lebih baik ketimbang orang dewasa.  Ketika si kecil menonton tv, mintalah agar ia sesekali melihat obyek yang jauh untuk merilekskan mata, missal dengan melihat pemandangan di luar atau ke arah ruangan lain yang terlihat dari tempatnya duduk.  Ingatkan untuk meminta si anak melihat ke arah yang jauh setiap anak melakukan near-work activity, seperti saat membaca.

“Juling pada bayi nanti normal sendiri”
Ini adalah mitos yang salah.  Bayi yang berusia 0-4 bulan memang bisa terlihat juling (strabismus) ketika sedang berusaha melakukan fiksasi, namun keadaan itu akan berhenti sejalan dengan kemampuan fiksasi yang baik.  Tetapi jika setelah 4 bulan tetap juling, segera periksakan ke dokter.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar